Trenggalek
adalah sebuahkabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia.
Pusat pemerintahan berada di Trenggalek Kota. Kabupaten ini menempati wilayah seluas 1.205,22 km² yang
dihuni oleh ±700.000 jiwa.
Letaknya di pesisir pantai selatan dan mempunyai batas wilayah
sebelah utara dengan Kabupaten Ponorogo; Sebelah timur dengan
Kabupaten Tulungagung; Sebelah selatan dengan pantai selatan; dan
Sebelah barat dengan Kabupaten Pacitan.
Kali ini saya ingin
membahas tentang kotaku KOTA TRENGGALEK. Budaya di TRENGGALEK sangat beragam tapi disini aku ingin menjelaskan tentang beberapa yang ada antara lain :
RITUAL LARUNG SEMBONYO
RITUAL LARUNG SEMBONYO
Mitos masyarakat teluk Prigi tentang pembuatan kawasan teluk Prigi merupakan asal usul adanya upacara Larung sembonyo.
Masyarakat Prigi hampir seluruhnya beragama Islam, namun mereka merasa kurang tentram hidupnya bila meninggalkan tradisi dan upacara Sembonyo yang diyakini untuk menjaga keseimbangan dengan alam sekitarnya serta alam semesta. Upacara Sembonyo dilakukan setiap bulan Selo, hari senin Kliwon setiap tahun.
Pelaksanaannya dilakukan oleh masyarakat nelayan dan petani berkaitan dengan mata pencaharian sebagai nelayan, petani serta merupakan sarana unutuk menghormati leluhurnya yang berjasa dalam membuka kawasan teluk Prigi. Mereka tidak ingin melupakan jasa Tumenggung Yudo Negoro sebagai pahlawan sekaligus sebagai pendiri desa Tawang, Tasikmadu. Jika mereka melalaikan takut ada gangguan, sulit dalam penanngkapan ikan, panen pertanian gagal, timbul wabah, bencana alam dan sebagainya.
Upacara Larung sembionyo pada tahun 1985 dilaksanakan secara besar-besaran setelah sebelumnya terhenti akibat situasi politik. Peringatan saat itu dibantu Pemda kab. Trenggalek dalam rangka promosi wisata.Upacara Sembonyo dilaksanakan penuh syarat syarat, dan beraneka ragam larangan. Hal ini mempengaruhi watak masyarakat Prigi, khususnya masyarakat nelayan yang membutuhkan ketekunan, ketabahan dan keberanian menantang maut, yang mengintai setiap saat. Laut ladangnya, laut tempat rejekinya.
TIBAN
Tiban merupakan tradisi masyarakat Trenggalek yang dilakukan dimusim kemarau untuk meminta hujan kepada Tuhan. Pertunjukkan ini diadakan ditempat terbuka disiang hari dibawah terik matahari yang panas.Peserta tiban hanya mengenakan celana dan tidak diijin mengenakan baju atas. Mereka memakai pecut (sebagai alat pemukul) yang dibuat dari ranting pohon aren, dan yang menarik mereka bisa membuat pecut yang akan dipakai sendiri untuk bertanding.
Pertandingan ini diiringi spesial music dari kendang, sejenis dengan musik jaranan. Peserta pertandkngan saling mendera, biasanya dikenakan dibagian punggung, dan dilarang mengenakan bagian leher keatas. Untuk menjaga jalannya pertunjukan agar berjalan secara adil, biasanya ada seorang yang berperan sebagai penengah.
TARI TURONGGO YAKSO
Asal mula tari turonggo Yakso
Trenggalek yang diwarnai dengan mayoritas budaya masyarakat agraris memberikan peluang kehidupan kesenian jaranan. Diwilayah kecamatan dongko, terletak didaerah pegunungan 30 km kerah selatan kota Trenggalek, terdapat upacaraadat baritan yang hidup turun temurun, hingga upacara tsb menjadi sebagian dari kehidupan masyarakat yang ada diwilayah tersebut.
Kehidupan sehari hari yang lebioh dominant pada sector pertanian dan perdagangan mengkondisikan upacara adapt baritan tersebut sebagai salah satu bagian kehidupan yang diselenggarakan secara rutin sebagai media komunikasi terhadap tuhan yang maha esa.
Upacara baritan adapt tersebut diselenggarakan setiap tahun pada bulan Syura(Muharam) dengan hari dan tanggal yang ditentukan oleh sesepuh(Pawang) yakni orang yang dianggap menguasai tentang hal tsb. Para petani pemilik rojo koyo berkumpul sambil membawa perlengkapan sesaji berupa ambeng dan longkong dan membawa tali yang dibuat dari bamboo yang disebut dadung.
Waktu upacara diselengggarakan siang hari sekitar pukul 11 WIB , para petani sudah istirahat dalam mengerjakan sawah dan ladangnya.
Karena upacara itu dilaksanakan bubar ngarit tanduran, maka diberi nama Baritan( menurut mbah Karto sentono). Setelah upacara selesai diteruskan dengan pentas kesenianlangen Tayub ditempat bekas tumpukan dhadhung tadi. Dhadhung yang telah dimanteraidibagikan kepada pemilik semula dan disimpan yang baik diatas pogo. Dengan menyimpan dhadhung tersebut , atas berkat Tuhan Yang Maha Esa, hewannya akan terhindar dari gangguan malametaka dan penyakit.
Namun upacara baritan tersebut pada bebrapa tahun yang lalu sudah ditinggalkan oleh masyarakat pendukungnya. ;Untuk melestarikan uparacara pada tahun 1971 penilik kebudayaan( Bapak Sutyono) beserta seninam berusaha menciptakan suatu bentuk tari yang bias mendatangkan masyarakat tanpa diundang, yaitu tari jaranan. Didalam melaksanakan upacara adat baritan yang dulu hiburannya lengen Tayub, diganti kesenian jaranana, karena kesenian jaranan dianggapn sangat cocok untuk hiburan pada upacara tsb.
Berangkat dari kesenian jaranan yang terdapat pada upacara adapt Baritan tsb melahirkan ide untuk memprojeksikan kembali berbagai sentuhan estetis kesenian jaranan yang ada pada upacara baritan tsb pada wujud baru, yaitu tari Turonggo Yakso.
KEHIDUPAN TARI TURONGGO YAKSO.
Sekitar tahun 1980 an tari Turonggo yakso berkembang di Kab. Trenggalek. Pembinana dan pengembangan tersebut atas prakarsa kartor depdikbud bersama pemda kab. Trenggalek, dengan dipacu dengan berbagai bentuk festival yang diselenggarakan setiap tahun sekali pada bulan Agustus unutk tingkat Sd, SLTP, SMA.
Dari kegiatan tsb berbagai upaya mencari bentuk baru terjadi pada setiap penyajian oleh grup grup jaranan. Ragam gerak baru bermunculan setiap saat pada waktu berpentas. Meskipun pada mulanya Jaranan Turonggo Yakso tersebut bermula dari daerah dongko, namun perkembangan ya diluar sangatn pesat.
Berkat property ang dianggap merupakan symbol seni yang mempunyai keindahan serta kekuatan tersendiri , maka property tari turonggo yakso yuang terbuat dari kulit kerbau dengan bentuk visual terdiri atas badan kuda dan kepala raksasa tersebut makin popular sebagai property tari jaranan kas Trenggalek.
MAKANAN KHAS TRENGGALEK
· Nasi Gegog
Ternyata
masyrakat Trenggalek, juga mempunyai makanan khas lainnya yakni nasi
geghog. Nasi geghog ini sudah menjadi menu sehari-hari masyarakat
Trenggalek. Khususnya di Desa Srabah, Kecamatan Bendungan. Yang khas
dari nasi geghog ini adalah ikan teri dan rasa pedasnya. Bahkan rasa
pedasnya nasi geghog ini diyakini warga, bisa menghilangkan rasa pusing
di kepala dan hidung yang tersumbat akibat influenza menjadi plong. Nasi
khas pedesaan dibuat dari bumbu-bumbu yang sederhana, antara lain cabe,
bawang merah dan putih serta beras dan ikan teri. Beras yang sudah
dibersihkan dimasak hingga setengah matang, lalu setiap satu bungkus
nasi setengah matang ditambahi sambal teri dan dibungkus daun pisang dan
dimasak hingga 15 menit. Untuk memberi rasa pedas yang luar biasa,
sambal terinya memakai cabe rawit. citarasa pedas inilah yang menjadi
pilihan penikmat nasi gegok didaerah pegunungan ini. Harganya yang
murah, hanya seribu rupiah per bungkus , makanan khas Trenggalek ini
banyak diserbu pelanggannya .
· Nasi Tiwul
Masyarakat
Trenggalek sangat umum menikmati nasi tiwul. Nasi tiwul adalah masakan
yang berasal dari ketela. Ketela yang sudah kering dan dihaluskan
kemudian dikukus beberapa saat. Namun nasi tiwul ini sudah mulai
ditinggalkan, tetapi masyarakat mempunyai inisiatif baru yaitu
mengonsumsi nasi tiwul goreng. Nasi tiwul goreng ini rasa lebih gurih
dan nikmat. Nasi tiwul lebih enak disajikan dengan lauk yang anda sukai.
· Alen - alen
Alen-alen
merupakan jajan khas Trenggalek yang sangat mantap. Jajan khas ini
terbuat dari tepung tapioka, bawang putih, garam, telur dan kunyit.
Untuk menarik konsumen, alen - alen disajikan dengan berbagai variasi
rasa.
· Tempe Kripik
Tempe
kripik adalah termasuk jajanan khas dari trenggalek. Istilah tempe
sudah tidak asing lagi karena banyak di luar trenggalek yang
menghasilkan produk ini. Tempe adalah makanan atau jajanan atau bisa
juga dijadikan lauk makan adalah makanan yang terbuat dari bahan dasar
kedelai, jadi bisa dipastikan jajanan ini banyak mengandung protein.
Istilah tempe kripik juga sudah tidak asing lagi bagi kita semua, tapi
ada satu ciri khas kripik Trenggalek ini (menurut saya), tempe kripik
trenggalek adalah tempe yang memang dibuat tipis dan digoreng sehingga
menjadi kripik yang gurih dan mantaps, bukan tempe yang di iris tipis
dan digoreng menjadi kripik. Anda bisa menemukan home industri tempe
kripik ini di desa Sukorejo kecamatan Gandusari atau anda bisa mampir di
toko-toko jajanan khas Trenggalek.
Kalau anda berkunjung ke Trenggalek
jangan sampai tidak mencoba salah satu makan diatas karena makanan
tersebut akan mengoyangkan lidah anda.....
PARIWISATA YANG ADA DI TRENGGALEK
1. Air Terjun Pantai Pelang
Air Terjun Pantai Pelang terletak di Desa Wonocoyo, Kecamatan Panggul, Kabupaten Trenggalek, Propinsi Jawa Timur.
Temapt ini berada lebih kurang 300 m arah barat laut Pantai Pelang,
Trenggalek. Air terjun ini memiliki ketinggian 25 m dan dapat digunakan
untuk mandi. Bahkan penduduk setempat meyakini air terjun ini akan
membuat awet muda seseorang bila mandi di tempat ini. Oleh warga sekitar
air terjun ini disebut juga Air Terjun Grobogan Sewu. Sumber air
terjun ini mengalir dan turun dari sela-sela karang menuju dasar yang
berupa batu-batu berwarna keputihan. Dibalik air terjun ini terdapat
goa kecil kira-kira seukuran daun pintu.
2. Pantai Damas
Pantai
Damas merupakan obyek wisata yang terletak di desa Karanggandu, sekitar
5 km disebelah barat pantai Prigi Kabupaten Trenggalek. Pantai ini
begitu indah dan asri namun pantai ini belum begitu dikenal seperti
pantai Prigi dan pantai Pelang. Pemerintah masih mengupakan akses jalan
menuju pantai ini untuk menarik minat para wisatawan.
3. Pantai Pasir Putih Prigi
4 - Goa Lowo
Di
Trenggalek sampek ada nyanyiannya lo. Ini aku kasih tau nyanyiannya :
Judul
: Kutho Trenggalek
Kutho
Trenggalek Kutho Trenggalek
Kinupenggang
Gunung gunung Tepung Geleng
Kumining
Lohjinawi Tanem suruh Katon Subur Cengkehe
Duren
lan manggis wohe dedongkolan Turine Kulture
Mugi
batih anggremuyung Kondang engkrak Produksine Batik Trenggalek
Tempene
alen alen Tekan Monco projo
Taneman
empon-empon Kopi Mrajak sami
Prayoto
subur makmur Kuto Trenggalek
Intro.......
Reff
:
Kutho
Trenggalek Kutho Trenggalek
Kinupenggang
Gunung gunung Tepung Geleng
Kumining
Lohjinawi Tanem suruh Katon Subur Cengkehe
Duren
lan manggis wohe dedongkolan Turine Kulture
Mugi
batih anggremuyung Kondang engkrak Produksine Batik Trenggalek
Tempene
alen alen Tekan Monco projo
Taneman
empon-empon Kopi Mrajak sami
Tidak ada komentar:
Posting Komentar